Sabtu, 18 Maret 2017

TUNTUNAN TENTANG MINTA DI DOAKAN OLEH ORANG YANG BERANGKAT KE TANAH SUCI

Saya dapati riwayat tentang masalah yang ditanyakan :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَارِثِ الْحَارِثِىُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنُ الْبَيْلَمَانِىِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا لَقِيتَ الْحَاجَّ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَصَافِحْهُ وَمُرْهُ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَ بَيْتَهَ فَإِنَّهُ مَغْفُورٌ لَهُ 
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده ضعيف جدا
Bersumber dari Abdullah bin Umar r.a dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Jika engkau berjumpa dengan orang yang (telah menunaikan) haji maka ucapkan salam kepadanya dan jabatlah tangannya. Dan mintalah kepadanya agar dia memintakan ampunan kepada Allah untukmu sebelum dia masuk rumahnya. Karena sesungguhnya dia telah diampuni dosa dosanya. 
Hadits riwayat Ahmad 2/69

Hadits ini dha‘ifun jiddan (sangat dha’if)
Dalam sanadnya ada rawi Muhammad bin Al Harits dan Abdurrahman bin al Bailamaaniy yang dha’if. 
IMAM IBNU HIBBAN BERKATA : Kebanyakan hadits yang diriwayatkannya adalah hadits palsu atau hadits yang maqlub     
Selain itu Muhammad bin Abdurrahman Al Bailamaaniy juga dha’if.
IMAM AL BUKHARI BERKATA : Munkarul hadits (haditsnya munkar)

PENJELASAN :
Dalam hadits ini dianjurkan agar orang yang pulang dari perjalanan haji dicegat sebelum masuk ke dalam rumahnya , dan dijabat tangannya , kemudian dia dimintai tolong untuk mendo’akan kepada Allah agar dosa kita diampuni Allah swt.
Hadits ini derajatnya sangat lemah . Maksudnya tidak diyaqini datangnya dari Nabi saw karena orang orang yang meriwayatkannya dikenal atau dituduh suka meriwayatkan hadits palsu atau yang terbalik matannya. Artinya rawi ini banyak melakukan kesalahan yang berat, Kelemahan sanadnya tidak berhenti sampai di sini saja karena masih ada rawi lainnya yang juga dha’if.
Maka saya memilih tidak mengamalkannya.

Sekalipun demikian , meminta tolong kepada seorang Muslim untuk mendo’akan kita , secara umum tidak dilarang. Kapan saja boleh. 
YANG SAYA INGKARI ADALAH : meyaqini bahwa mencegat orang yang baru pulang dari haji sebelum masuk rumah untuk mendo’akan kita , adalah bagian dari menjalankan sunnah Nabi saw. Karena haditsnya tidak diyaqini berasal dari Nabi saw.

DIDAPATI HADITS LAINNYA TENTANG ANJURAN MEMINTA DIDO’AKAN OLEH ORANG YANG AKAN BERZIARAH KE MAKKAH UNTUK HAJI ATAU UMRAH
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ أَنَّهُ اسْتَأْذَنَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْعُمْرَةِ فَقَالَ « أَىْ أُخَىَّ أَشْرِكْنَا فِى دُعَائِكَ وَلاَ تَنْسَنَا 
قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح 
قال الشيخ الألباني : ضعيف
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده ضعيف لضعف عاصم بن عبيدالله
Bersumber dari Ibnu Umar r.a dari Umar r.a bahwasanya dia meminta idzin kepada Nabi saw untuk mengerjakan umrah. Maka Rasulullah saw bersabda : Wahai saudaraku , sertakanlah aku di dalam do’amu dan jangan lupakan kepada kami.
Hadits riwayat Abu dawud Kitabul Witri bab 23 no 1498
Tirmidzi Kitabud Da’awaat bab 126 no 3562 (ini adalah lafadznya)
Ibnu Majah Kitabul Manasik bab 5 no 2894
Ahmad 2/59

Semuanya bersumber dari rawi ‘Aashim bin Ubaidillah yang dinilai dha’if oleh para ulama.
Imam Tirmidzi menilainya sebagai hadits hasan shahih.
Syaikh Al Albani menilainya dha’if.
Syaikh Al Arnauth menilainya dha’if

KESIMPULAN :
1. Meminta orang lain untuk mendo’akan dirinya tidak dilarang.
Hal ini berlaku secara umum , yaitu untuk siapa saja , kepada siapa saja dan pada waktu kapan saja , serta dalam keperluan apa saja.

2. Meminta orang lain untuk mendo’akan dirinya secara khusus ketika pulang dari haji atau umrah dengan keyaqinan ini adalah perintah dari Nabi saw , tidak sepatutnya dilakukan . Karena hadits yang dijadikan dalil tidak dipercayai datangnya dari Nabi saw.

3. Meminta dido’akan kepada orang yang akan berangkat haji atau umrah , haditsnya diperselisihkan derajatnya.

Imam Tirmidzi menilainya hasan shahih .
Syaikh Al Albani dan syaikh Al Arnauth menilainya dha’if.

SAYA MEMILIH BAHWA : MEMINTA KEPADA ORANG YANG AKAN BERANGKAT HAJI ATAU UMRAH AGAR MENDO’AKAN DIRINYA DI TANAH SUCI HUKUMNYA DIPERBOLEHKAN.

Wallahu A’lam.
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG HIJRAH MENANTI