Rabu, 22 Maret 2017

SAMAKAH SHOLAT SUNNAH RAWATIB SEBELUM SHALAT SUBUH DENGAN SHALAT SUNNAH FAJAR

Shalat sunnah rawatib yang dikaitkan dengan shalat shubuh hanya ada 1 macam : yaitu shalat sunnah qabliyah shubuh.  Jumlahnya 2 raka’at.
Inilah yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya :
عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Bersumber dari Aisyah r.a dari Nabi saw yang bersabda : 2 raka’at shalat fajar lebih baik daripada dunia dan segala isinya
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabu Shalatil Musaafiriin bab 14 no 725

PENJELASAN :
Yang dimaksud 2 raka’at shalat fajar dalam hadits tersebut adalah : shalat sunnah  2 raka’at qabliyah shubuh. Shalat sunnah 2 raka’at sebelum shalat fardhu shubuh adalah  ibadah yang sangat agung di sisi Allah swt. Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat ini sampau akhir hayatnya, 
Nabi saw senantiasa mengerjakannya ketika berada di rumahnya , dan ketika sedang bepergian , bahkan ketika terlambat bangun sehingga shalat shubuh dikerjakannya setelah terbit matahari. Semua keadaan ini , senantiasa dikerjakan shalat sunnah 2 raka’at sebelum shubuh.

1. NABI SAW TIDAK PERNAH MENINGGALKAN SHALAT SUNNAH 2 RAKA’AT SEBELUM SHALAT SHUBUH
عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ صَلَّى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْعِشَاءَ ثُمَّ صَلَّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ وَرَكْعَتَيْنِ جَالِسًا وَرَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءَيْنِ ، وَلَمْ يَكُنْ يَدَعُهُمَا أَبَدًا
Bersumber dari Aisyah r.a dia berkata : Nabi saw mengerjakan shalat isya’ kemudian mengerjakan shalat 8 raka’at dan  2 raka’at dengan duduk.
Dan beliau saw mengerjakan lagi 2 raka’at antara adzan dan iqamat.
Dan Nabi saw tidak pernah meninggalkan 2 raka’at (sebelum shubuh tersebut) buat selama lamanya.
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabut Tahajjud bab 22 no 1159


2. SHALAT 2 RAKA’AT SEBELUM SHUBUH TETAP DILAKUKAN SEKALIPUN TERLAMBAT BANGUN SAMPAI TERBIT MATAHARI
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ عَرَّسْنَا مَعَ نَبِىِّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لِيَأْخُذْ كُلُّ رَجُلٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلٌ حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ ». قَالَ فَفَعَلْنَا ثُمَّ دَعَا بِالْمَاءِ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ - وَقَالَ يَعْقُوبُ ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ - ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَصَلَّى الْغَدَاةَ
Bersumber dari Abu Hurairah r.a dia berkata : Kami beristirahat di malam hari bersama dengan Nabi saw dan kami tidak bangun kecuali matahari telah naik (di pagi hari). 
Maka Nabi saw bersabda :  Hendaknya setiap orang menuntun kepala hewan tunggangannya , karena tempat yang kita singgahi ini ada syaithannya.
Abu Hurairah r.a berkata : Maka kami melakukannya. Kemudian Nabi saw meminta air , lalu beliau saw berwudhu lalu melakukan sujud 2 kali sujud  - ya’qub (salah seorang rawi menyebutkan redaksi : kemudian beliau saw melakukan shalat 2 raka’at -  kemudian iqamat untuk shalat dikumandangkan , lalu Rasulullah saw mengerjakan shalat shubuh.
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabul Masajid bab 55 no 680

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ لَمْ يُصَلِّ رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ فَلْيُصَلِّهِمَا بَعْدَ مَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ
قال أبو عيسى هذا حديث لانعرفه إلا من هذا الوجه 
قال الشيخ الألباني : صحيح
قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط البخاري
Bersumber dari Abu Hurairah r.a dia berkata : Rasulullah saw bersabda :
Barangsiapa yang tidak mengerjakan shalat 2 raka’at sebelum shubuh maka hendaknya dia mengerjakannya setelah matahari terbit
Hadits shahih riwayat Tirmidzi Kitabush Shalah bab 202 no 423
Ibnu Hibban Kitabush Shalah bab 19 no 2472

PENJELASAN :
Hadits tentang Nabi saw dan para shahabatnya terlambat bangun sampai matahari terbit , kejadiannya di perjalanan. Hadits ini juga dijadikan sebagai dalil bahwa Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat sunnah 2 raka’at sebelum shubuh walaupun di perjalanan.
Hal ini  diperkuat dengan hadits Aisyah r.a :
Dan Nabi saw tidak pernah meninggalkan 2 raka’at (sebelum shubuh tersebut) buat selama lamanya.
Hadits shahih riwayta Al Bukhari Kitabut Tahajjud bab 22 no 1159

3. SETELAH MASUK WAKTU SHUBUH , HANYA ADA SHALAT SUNAH 2 RAKA’AT
عَنْ يَسَارٍ مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَآنِى ابْنُ عُمَرَ وَأَنَا أُصَلِّى بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَقَالَ يَا يَسَارُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نُصَلِّى هَذِهِ الصَّلاَةَ فَقَالَ « لِيُبَلِّغْ شَاهِدُكُمْ غَائِبَكُمْ لاَ تُصَلُّوا بَعْدَ الْفَجْرِ إِلاَّ سَجْدَتَيْنِ
قال الشيخ الألباني : صحيح
Bersumber dari Yasar (maula = mantan budak yang dimerdekakakan) oleh Ibnu Umar r.a dia berkata : Ibnu Umar r.a melihatku mengerjakan shalat setelah terbit fajar , maka dia berkata :
Wahai Yasar ! Sesungguhnya Rasulullah saw keluar menemui kami ketika kami mengerjakan shalat seperti ini , lalu Rasulullah saw bersabda :  Hendaknya yang hadir di tempat ini menyampaikan kepada yang tidak hadir : JANGANLAH KALIAN MENGERJAKAN SHALAT (SUNNAH) SETELAH TERBIT FAJAR KECUALI 2 RAKA’AT 
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabut Tathawwu’ bab 10 no 1278
Tirmidzi Kitabush Shalah bab198  no 419

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ لاَ يُصَلِّى إِلاَّ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ
Bersumber dari Ibnu Umar r.a dari Hafshah r.a dia berkata : Bahwasanya Rasulullah saw apabila terbit fajar , beliau saw tidak mengerjakan shalat (sunnah) kecuali 2 raka’at yang ringan
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabut Tahajjud bab 29 no 1173
Muslim Kitabu Shalatil Musafirin bab 14 no 723 (ini adalah lafadznya).

PENJELASAN :
Hadits ini menjelaskan bahwa shalat sunnah qabliyah shubuh adalah 2 raka’at yang ringan , Maksudnya : atau yang dibaca adalah ayat yang pendek.
Rasulullah saw biasa membaca surah Al Kafirun dan Al Ikhlash.

Umat Islam menyebut shalat sunnah qabliyah shubuh ini dengan beberapa nama :
* Ada yang menyebutnya dengan shalat sunnah fajar.
* Ada yang menyebutnya dengan nama shalat sunnah qabliyah shubuh.
* Ada yang meyebutnya dengan nama shalat sunnah qablal fajar.
Sebagian umat Islam menyangka bahwa shalat sunnah yang dikaitkan dengan shalat shubuh ini ada 2 macam : ada yang dilakukan sebelum adzan shubuh dan ada yang setelah adzan shubuh sebelum iqamat.

ANGGAPAN INI SALAH.
Karena sebelum masuk waktu shubuh , masih disebut malam. Sehingga shalat apapun yang dilakukan sebelum masuk waktu shubuh , adalah shalat malam , yaitu tahajjud atau witir.
Rasulullah saw mengerjakan shalat malam (tahajjud dan witir) , kemudian tidur.
Katika ada adzan shubuh , Rasulullah saw mengerjakan shalat sunnah 2 raka’at qabliyah shubuh, kemudian ke masjid untuk mengerjakan shalat fardhu shubuh
عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ بَاتَ لَيْلَةً عِنْدَ مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهِىَ خَالَتُهُ فَاضْطَجَعْتُ فِى عَرْضِ الْوِسَادَةِ ، وَاضْطَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَأَهْلُهُ فِى طُولِهَا ، فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ ، أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ ، اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ ، ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى شَنٍّ مُعَلَّقَةٍ ، فَتَوَضَّأَ مِنْهَا فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّى . قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقُمْتُ فَصَنَعْتُ مِثْلَ مَا صَنَعَ ، ثُمَّ ذَهَبْتُ ، فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ ، فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رَأْسِى ، وَأَخَذَ بِأُذُنِى الْيُمْنَى ، يَفْتِلُهَا ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ أَوْتَرَ ، ثُمَّ اضْطَجَعَ ، حَتَّى أَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ ، فَقَامَ ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الصُّبْحَ
Bersumber dari Kuraib maula Ibnu Abbas r.a (mantan budak yang dimerdekakan), sesungguhnya Ibnu Abbas r.a bercerita kepadanya bahwa dia bermalam di rumah Maimunah r.a, dia adalah bibinya. 
Ibnu Abbas berkata : Aku tidur diatas selimut yang dibentangkan, sedangkan Rasulullah saw dan istrinya tidur diruangan istrinya sampai tengah malam atau mendekati tengah malam.
Lalu Rasulullah saw bangun sambil mengusap wajahnya , lalu membaca 10 ayat terakhir dari surah Ali Imran. Kemudian beliau saw bangkit menuju tempat air dari kulit yang digantung dan berwudhu dengan membaguskan wudhu’nya lalu melaksanakan shalat.
Akupun mengikuti apa yang beliau lakukan dan berdiri di sampingnya.
Beliau saw meletakkan tangan kananya diatas kepalaku dan menarik telingaku.
Setelah itu beliau saw melaksanakan shalat 2 raka’at
Kemudian melaksanakan 2 raka’at lagi
Kemudian melaksanakan 2 raka’at lagi
Kemudian melaksanakan 2 raka’at lagi
Kemudian melaksanakan 2 raka’at lagi
Kemudian melaksanakan 2 raka’at lagi
Kemudian melaksanakan witir ( 1 raka’at )
KEMUDIAN BELIAU SAW BERBARING (TIDUR) SEHINGGA MUADZDZIN MENDATANGINYA (MEMBERITAHUKAN BAHWA WAKTU SHALAT SHUBUH TELAH TIBA) , KEMUDIAN RASULULLAH SAW MENGERJAKAN SHALAT 2 RAKA’AT YANG RINGAN , KEMUDIAN BELIAU SAW KELUAR MENGERJAKAN SHALAT SHUBUH (BERJAMA’AH DI MASJID)
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul Witr bab 1 no 992  ( ini adalah lafadznya )
Muslim Kitabu Shalatil Musaafiriin bab (26) no 763
Abu Dawud Kitabut Tathawwu’ bab 26 no 1367 ( dinilai shahih oleh Al Albani )
Ibnu Majah Kitabu Iqamatish Shalah bab 181 no 1363 ( di shahihkan oleh Al Albani )
Ahmad 1/242 no 2165 (sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

PENJELASAN :
Hadits ini menjelaskan bahwa : 
* Batas shalat malam (tahajjud dan witir) adalah sampai terbit fajar ( yaitu masuknya waktu shubuh).
* Rasulullah saw mengerjakan shalat malam sampai menjelang shubuh. Kemudian beliau saw tidur sampai adzan shubuh dikumandangkan.
*Kemudian Rasulullah saw mengerjakan shalat sunnah 2 raka’at.
* Kemudian  Rasulullah saw mengerjakan shalat fardhu shubuh di masjid.

KESIMPULAN AKHIR :
1. Setelah masuk waktu shubuh , tidak ada shalat sunnah apapun kecuali 2 raka’at sebelum shubuh.
2. Tidak ada shalat sunnah fajar atau shalat sunnah shubuh  yang dikerjakan sebelum adzan shubuh.

Wallahu A’lam.
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG HIJRAH MENANTI