Senin, 17 Oktober 2016

BOLEHKAH AQIQAH DIGANTI DENGAN QURBAN

Aqiqah dan qurban adalah ibadah yang berbeda. Maka aqiqah tidak dapat diganti dengan qurban. 

AQIQAH ATAU QURBAN ?

A)  AQIQAH

- Dikaitkan dengan bayi yang baru lahir (pada hari ke 7 dari kelahirannya).
- Dilakukan sekali saja sepanjang hidupnya.
- Disyari’atkan untuk SETIAP BAYI YANG LAHIR

عَنْ عَامِرٍ الضَّبِّىُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « مَعَ الْغُلاَمِ عَقِيقَةٌ ، فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الأَذَى 

Bersumber dari Salman bin ‘Amir Adh Dhabiyyi r.a , dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Bersama kelahiran bayi ada aqiqahnya, maka sembelihlah hewan , dan singkirkanlah kotoran darinya ( cukurlah rambutnya )
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul Aqiqah bab 2 no 5472
Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab (21) Fil Aqiqah no 2839
Tirmidzi Kitabul Adlaahii bab 17 no 1515  

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح رجاله ثقات رجال الشيخين

Bersumber dari Samurah bin Jundub r.a , Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Setiap bayi yang lahir, tergadai dengan aqiqahnya , yang disembelih pada hari ke 7 dari kelahirannya, dan dicukur rambutnya serta diberi nama (pada hari itu)
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab (21) Fil Aqiiqah no 2840
Ahmad 5/7 no 19579
Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab 23 no 1522
Ibnu Majah Kitabudz Dzabaaih bab 1 no 3165

B) QURBAN

- Dikaitkan dengan Hari Raya Adh-ha.
- Dilakukan setiap tahun bagi yang mampu
- Disyari’atkan menyembelih qurban seekor kambing untuk 1 KELUARGA 

*  QURBAN DIKAITKAN DENGAN HARI RAYA ADH-HA.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ ، وَأَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِينَ

Bersumber dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Nabi saw bersabda : Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat ( ‘Ied ), maka dia menyembelih buat dirinya sendiri.
Barangsiapa yang menyembelih setelah shalat ( ‘Ied ), maka telah sempurna qurbannya dan sesuai dengan sunnah kaum muslimin
Hadits shahih riwayat Bukhari Kitabul Adhaahi bab 1 no 5546 

عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ
تحقيق الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط  : حديث صحيح لغيره وهذا إسناده ضعيف

Bersumber dari Sulaiman bin Musa dari Jubair bin Muth’im dari Nabi saw yang 
bersabda : Seluruh hari hari tasyrik adalah hari penyembelihan
Hadits riwayat Ahmad 4/82 no 1639 
Sanad hadits ini munqathi’, karena Sulaiman bin Musa tidak pernah bertemu dengan Jubair bin Muth’im r.a.

Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqalani mengatakan bahwa hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ad Daraaquthniy dengan sanad yang bersambung dan dengan rawi rawi yang tsiqah.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth menilainya sebagai hadits shahih lighairihi. 

Syaikh Al Albani menilainya hasan dalam Silsilah Ash Shahihah no 2476 , sedangkan dalam Shahih Wadh Dha’if Al Jaami’ush Shaghiir no 8666 beliau menilainya shahih.

Wallahu a’lam

Lihat :
* Kitab Fat-hul Baari jilid 13 halaman 10
* Kitab Al Musuu’ah Al Hadiitsiyah Musnad Al Imam Ahmad jilid 27 hal 316
* Kitab Silsilah Ash Shahihah jilid 5 halaman 617 hadits no 2476
* Kitab Shahih Wadh Dha’if Al Jaami’ush Shaghiir no 8666

ْ مُحَمَّدٍ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - صَلَّى يَوْمَ النَّحْرِ ، ثُمَّ خَطَبَ فَأَمَرَ مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ أَنْ يُعِيدَ ذَبْحَهُ
Bersumber dari Muhammad dari Anas bin Malik r.a, dia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah saw melakukan shalat pada hari raya qurban, kemudian berkhutbah dan memerintahkan kepada orang orang yang menyembelih qurban sebelun shalat ( Ied ) agar mengulangi penyembelihannya (yaitu menyembelih qurban lagi )
Hadits shahih riwayat Bukhari Kitabul Iedain bab 23 no 984

PENJELASAN
Kalimat “hendaknya dia mengulanginya” maknanya : hendaknya dia menyembelih hewan lain sebagai gantinya , karena hewan qurban yang disembelih sebelum shalat Ied tidak sah sebagai qurban.

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ ؛ أَنَّ خَالِيَ ذَبَحَ قَبلَ أَن يُصَلِّيَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ ، وَلَيْسَ مِنَ النُّسُكِ فِي شَيْءٍ 
قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين

Bersumber dari Al Barra’ bin ‘Aazib r.a, sesungguhnya menyembelih qurbannya sebelum dia melakukan shalat ‘Ied, maka Nabi saw bersabda : Kambingmu adalah kambing daging dan tidak termasuk ibadah qurban sama sekali
Hadits shahih Al Bukhari Kitabul Iedain bab 5 no 955
Ibnu Hibban Kitabul Udh-hiyyah bab no 5911 (ini adalah lafadznya)

PENJELASAN
Kalimat “kambingmu adalah kambing daging” maknanya : Qurbanmu tidak sah, dan kedudukan kambingmu sama dengan kambing yang disembelih untuk dimakan dagingnya atau untuk dijual dan tidak ada pahala qurbannya.

* QURBAN DILAKUKAN SETIAP TAHUN BAGI YANG MAMPU

عَنْ مِخْنَفِ بْنِ سُلَيْمٍ قَالَ كُنَّا وُقُوفًا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- بِعَرَفَاتٍ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ « يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِى كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَةٌ
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : حسن لغيره وهذا إسناد ضعيف لجهالة أبي رملة

Bersumber dari Mikhnaf bin Sulaim, dia berkata : Kami melakukan wuquf bersama dengan Nabi saw di ‘Arafah, lalu aku mendengar beliau saw bersabda : Wahai sekalian manusia, hendaknya setiap keluarga menyembelih qurban setiap tahunnya
Hadits riwayat Tirmidzi Kitabul Adhaa-hi bab 19 no  1518 (Dan ini adalah lafadhnya, dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani)
Abu Dawud Kitabudh Dhahaayaa bab 1 no 2788 
Ahmad 4/215 no 17432

* QURBAN DISYARI’ATKAN SEEKOR KAMBING UNTUK 1 KELUARGA 

عَنْ عُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِىَّ كَيْفَ كَانَتِ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّى بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَتْ كَمَا تَرَى
قال ابو عيسى هذا حديث حسن صحيح
قال الشيخ الألباني : صحيح

Bersumber dari ‘Umaarah bin Abdullah dia berkata : Aku mendengar ‘Atha’ bin Yasar berkata : Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari r.a tentang bagaimana qurban di zaman Nabi saw. 
Maka dia menjawab : Pada zaman Nabi saw, seseorang berqurban dengan seekor kambing atas nama dirinya beserta seluruh anggota keluarga di rumahnya. Lalu mereka memakan daging qurbannya dan memberikan makan (kepada orang lain). Setelah itu manusia saling berbangga bangga ( berlebih lebihan ) dengan qurbannya , maka jadilah pelaksanaan qurban itu sebagaimana engkau lihat sekarang
Hadits shahih riwayat Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab 10 no 1505

KESIMPULAN
Dari uraian singkat ini , nampak oleh kita bahwa qurban berbeda dengan aqiqah.
Qurban tidak ada kaitan dengan aqiqah.

Karena antara qurban dan aqiqah adalah 2 syari’at yang berbeda :

* Diperintahkan kepada orang yang berbeda.
* Dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
* Jumlah hewan yang disembelih juga berbeda

Maka seseorang yang belum melaksanakan aqiqah , tidak salah jika dia berqurban pada hari Raya Adh-ha.

Bahkan dia tidak boleh menunda qurbannya jika sudah mampu , dengan alasan belum diaqiqahkan oleh orang tuanya.

Wallahu A’lam.
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

5 komentar:

  1. Berarti boleh ya ikut serta dalam berbagai qurban..
    Walaupun belum pernah aqiqah..
    Soal nya saya masih ragu..
    Bnyak yg berpendapat berbeda...

    BalasHapus
  2. Trimakasih.smg manfaat.ibadah smkin mantab..dan ikhlas karna Alloh semata.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum...maaf kak mau nanya, apakahhukumnya jika seorang muslim ingin berkurban,tetapi belum dana buat beli hewan kurban belum cukup, tetapi beliau sebelum terpenuhi niatny sudah menghadap sang ilahi?
    wassalamualaikum wr...wb..
    silahkan mampir di website kami kak Aqiqah Jogja

    BalasHapus

TENTANG HIJRAH MENANTI