Sabtu, 22 Oktober 2016

SUJUD SAHWI

  
TENTANG SUJUD SAHWI
Sujud sahwi adalah sujud 2 kali yang dilakukan pada akhir shalat sebelum salam atau setelah salam. 

Sujud sahwi dilakukan karena : 

* Terjadinya kekurangan didalam shalat karena lupa
* Terjadi penambahan dalam shalat karena lupa.
* Ragu ragu tentang jumlah raka’at yang telah dikerjakan

1. SUJUD SAHWI KARENA ADANYA KEKURANGAN DALAM SHALAT

Maksudnya : Ketika melakukan shalat , ada pekerjaan shalat yang kurang.

Misalnya : tidak melakukan tasyahhud awal pada raka’at kedua atau jumlah raka’atnya kurang (misalnya shalat dhuhur 3 raka’at langsung salam).

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ - رضى الله عنه - أَنَّهُ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - رَكْعَتَيْنِ مِنْ بَعْضِ الصَّلَوَاتِ ثُمَّ قَامَ فَلَمْ يَجْلِسْ ، فَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ وَنَظَرْنَا تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ قَبْلَ التَّسْلِيمِ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ ثُمَّ سَلَّمَ

Bersumber dari Abdullah bin Buhainah r.a , dia berkata : Rasulullah saw shalat mengimami kami pada salah satu shalat fardhu , setelah mendapat 2 raka’at beliau saw langsung berdiri dan tidak duduk (tahiyyat). Maka orang orangpun ikut berdiri bersamanya. Setelah selesai dari shalatnya , kami menunggu ucapan salam beliau saw.
Ternyata beliau saw bertakbir sebelum salam dan melakukan sujud 2 kali sementara beliau saw dalam keadaan duduk, kemudian barulah beliau saw mengucapkan salam
Hadits Shahih riwayat Al Bukhari Kitabus Sahwii bab 1 no 1224       
Muslim Kitabul Masaajid bab 19 no 570
Abu Dawud Kitabush Shalah bab 202 no 1036  

SUJUD SAHWI DILAKUKAN DENGAN TAKBIR  PADA SETIAP SUJUDNYA DAN BERTAKBIR KETIKA BANGUN DARI SUJUD
  
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ الأَسْدِىِّ حَلِيفِ بَنِى عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَامَ فِى صَلاَةِ الظُّهْرِ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ ، فَلَمَّا أَتَمَّ صَلاَتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِى كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ ، وَسَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِىَ مِنَ الْجُلُوسِ         
Bersumber dari Abdullah bin Buhainah Al Asdi r.a ( sekutu bani Abdul Muthalib ), bahwa Rasulullah saw mengerjakan shalat dhuhur , dan langsung berdiri (pada raka’at 
ke 2), padahal seharusnya beliau saw duduk ( tahiyyat ). Ketika menyempurnakan shalatnya, beliau saw sujud 2 kali sambil bertakbir setiap kali sujud, sedangkan beliau saw melakukannya sambil duduk sebelum salam. Maka orang orang turut melakukan 2 sujud itu bersamanya sebagai ganti duduk tahiyyat yang terlupakan
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabus Sahwii bab 5 no 1230
Muslim Kitabul Masaajid  bab 19  no 570
Nasaai Kitabu Shifatish shalah bab 28 no 1261 

عن مُحَمَّدَ بْنَ سِيرِينَ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِحْدَى صَلاَتَىِ الْعَشِىِّ إِمَّا الظُّهْرَ وَإِمَّا الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَتَى جِذْعًا فِى قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَاسْتَنَدَ إِلَيْهَا مُغْضَبًا وَفِى الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَهَابَا أَنْ يَتَكَلَّمَا وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ قُصِرَتِ الصَّلاَةُ فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ أَمْ نَسِيتَ فَنَظَرَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَمِينًا وَشِمَالاً فَقَالَ « مَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ ». قَالُوا صَدَقَ لَمْ تُصَلِّ إِلاَّ رَكْعَتَيْنِ. فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ
قَالَ وَأُخْبِرْتُ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّهُ قَالَ وَسَلَّمَ

Bersumber dari Muhammad bin Sirin dia berkata, aku mendengar Abu Hurairah r.a berkata,  Rasulullah saw mengimami kami shalat di siang hari (dhuhur atau atau ashar) Ternyata beliau saw langsung mengucap salam ketika baru shalat 2 raka’at. Kemudian beliau saw mendatangi kayu di arah qiblat masjid dan bersandar kepadanya dengan murung. Diantara jama’ah shalat ada Abu Bakar r.a dan Umar r.a. Keduanya segan bertanya kepada Rasulullah saw.
Maka orang orang pada keluar dari masjid sambil berkata : shalatnya telah diqashar.
Kemudian berdirilah Dzulyadain r.a bertanya kepada Rasulullah saw : Ya Rasulullah, shalat yang barusan itu diqashar atau engkau lupa ? Maka Nabi saw menoleh ke kiri dan ke kanan sambil bertanya : Apa yang dikatakan oleh Dzulyadain ini ? 
Orang orang berkata : Dia benar ( wahai Rasulullah ), engkau shalat sebanyak 2 raka’at
Maka Nabi saw segera menambah 2 raka’at lagi dan mengucapkan salam, kemudian bertakbir lalu sujud, kemudian bertakbir dan bangun, kemudian bertakbir dan sujud, kemudian bertakbir dan bangun.
Dia (Muhammad bin Siiriin berkata : Aku telah diberi khabar ( tentang riwayat hadits ini)
dari Imran bin Hushain r.a , dia berkata : dan Rasulullah saw (menutupnya) dengan salam.
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabus Sahwi bab 5 no 1229
Muslim Kitabul Masajid bab 19 no 573 ( ini adalah lafadznya )

*  Jika selesai dari raka’at kedua imam lupa tidak duduk tasyahhud awal, kemudian hendak berdiri tetapi belum sempurna berdiri , maka hendaknya dia kembali duduk untuk mengerjakan tasyahhud awal. Semua makmum harus ikut duduk. Dalam keadaan ini, tidak ada sujud sahwi sebelum salam

Dasarnya :

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا قَامَ الإِمَامُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ فَإِنْ ذَكَرَ قَبْلَ أَنْ يَسْتَوِىَ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ فَإِنِ اسْتَوَى قَائِمًا فَلاَ يَجْلِسْ وَيَسْجُدُ سَجْدَتَىِ السَّهْوِ
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : حديث صحيح بطرقه

Bersumber dari Al Mughirah bin Syu’bah r.a dia berkata , Rasulullah saw bersabda :
Apabila imam berdiri pada 2 raka’at (pertama) , maka jika dia ingat sebelum berdiri tegak hendaklah dia kembali duduk. Jika dia telah berdiri tegak janganlah dia kembali untuk duduk, dan hendaknya dia sujud 2 kali ( yaitu ) sujud sahwi
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabush Shalah bab 203 no 1038                         
Ahmad 4/253 no 17.757

2. SUJUD SAHWI KARENA ADA PENAMBAHAN DALAM SHALAT

Maksudnya : Melakukan shalat dengan jumlah raka’at yang lebih.

Misalnya : melakukan shalat dhuhur 5 raka’at.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ فَقَالَ « وَمَا ذَاكَ » . قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا . فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

Bersumber dari Abdullah r.a dia berkata bahwa Rasulullah saw melakukan shalat dhuhur 5 raka’at , maka dikatakan kepadanya : Apakah shalat telah ditambah ?
Beliau saw bertanya : Apa itu ?
Dia menjawab : Engkau shalat 5 raka’at ( wahai Rasulullah )
Maka beliau saw sujud 2 kali ( setelah salam itu )
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabus Sahwi bab 2 no1226 (ini adalah lafadznya)
Muslim Kitabul Masaajid bab 19 no 572

Dalam redaksi imam Muslim :

 عَنْ إِبْرَاهِيم عنْ عَلْقَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - قَالَ إِبْرَاهِيمُ زَادَ أَوْ نَقَصَ - فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَدَثَ فِى الصَّلاَةِ شَىْءٌ قَالَ « وَمَا ذَاكَ ». قَالُوا صَلَّيْتَ كَذَا وَكَذَا - قَالَ - فَثَنَى رِجْلَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ « إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِى الصَّلاَةِ شَىْءٌ أَنْبَأْتُكُمْ بِهِ وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِى

Bersumber dari Ibrahim dari Alqamah dia berkata bahwa Abdullah r.a berkata : Rasulullah saw melakukan shalat – ( Ibrahim berkata : dalam hal ini Rasulullah saw menambah atau mengurangi raka’at )
Ketika beliau saw mengucapkan salam , dikatakan kepadanya : Wahai Rasulullah , apakah ada cara baru didalam shalat? 
Rasulullah saw bertanya : Apa itu ?
Dia menjawab : Engkau shalat dengan cara begini dan begini. 
Abdullah r.a berkata : Maka Rasulullah saw melipat kedua kakinya dan menghadap kearah qiblat. Kemudian beliau saw sujud 2 kali dan setelah itu melakukan salam lagi. 
Setelah itu Rasulullah saw menghadap kepada kami dan bersabda : Sesungguhnya apabila ada sesuatu yang baru di dalam shalat , maka aku akan memberitahu kepada kalian. 
Akan tetapi aku adalah manusia biasa yang bisa lupa seperti kalian , maka kalau aku lupa ingatkanlah aku
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabul Masajid bab 19 no 572

PENJELASAN
Nabi saw pernah lupa. 
Lupa adalah suatu keadaan yang pasti dialami oleh manusia manapun sebagaimana keadaan lainnya seperti sakit, marah, gembira, sedih dll.

Lupa  bukanlah kekurangan yang dapat menurunkan derajat kenabian sebagaimana keadaan lainnya seperti sakit dll.
Nabi saw pernah sakit dan pernah pingsan.

Berbeda dengan gila. 
Gila adalah kekurangan yang tidak mungkin dialami oleh Nabi saw.

Bahkan keadaan lupa yang pernah dialami oleh Rasulullah saw adalah rahmat yang agung dari Allah swt untuk ummat Islam secara keseluruhan. Betapa tidak, dengan keadaan lupa yang dialami oleh Rasulullah saw didalam shalatnya , maka ummat Islam yang mengalami keadaan serupa menjadi tahu apa yang harus dilakukannya. 

Ummat Islam menjadi tahu jalan keluar yang mesti dilalui jika mengalami keadaan lupa di dalam shalat. 

Subhanallah ! 

-  Nabi saw pernah lupa dan hanya mengerjakan shalat  2 atau 3 raka’at.
-  Nabi saw pernah lupa dan hanya mengerjakan tanpa tahiyyat awal.
-  Nabi saw pernah lupa dan hanya mengerjakan shalat  sampai 5 raka’at.
-  Nabi saw juga mengajarkan kepada ummatnya tentang perkara yang harus dilakukan jika seseorang ragu di dalam shalatnya , yaitu tentang jumlah raka’at yang tidak diingatnya, walaupun Nabi saw tidak pernah mengalami keraguan di dalam shalatnya.

Ummat Islam tinggal melakukan apa yang pernah dilakukan oleh Nabi saw ketika mengalami keadaan lupa.

Ummat Islam juga tinggal melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw jika mengalami ragu ragu tentang jumlah raka’at yang telah dikerjakannya.

Hadits ini juga berisi tentang aturan dalam shalat berjama’ah yaitu :
jika imamnya lupa tentang sesuatu di dalam shalat maka makmum wajib mengingatkannya, yaitu dengan membaca subhanallah bagi makmum laki laki dan bertepuk tangan jika makmumnya wanita.

3. SUJUD SAHWI KARENA RAGU RAGU TENTANG JUMLAH RAKA’AT YANG SUDAH DILAKUKAN

Maksudnya : Ketika melakukan shalat, seseorang tidak dapat mengingatnya dengan pasti apakah sudah dapat 3 raka’at atau 4 raka’at ? 
Atau , sudah dapat 1 raka’at atau 2 raka’at ?
Dsb. 

Tentang ragu di dalam shalat didapati beberapa buah hadits yang berisi ketentuan hukum yang berbeda :

A) Jika ragu dalam shalat maka sujud sahwi dilakukan SETELAH SALAM.

Sujud sahwi setelah salam (karena ragu) hanya dilakukan dalam keadaan lupa tetapi hatinya cenderung memilih kepada salah satu dari keadaan yang diragukannya. 

Atau dengan bahasa yang mudah : Keadaan lupa yang dialami tidak sampai 100 % 

Hal ini dapat terjadi karena ada perkara yang membantu menguatkan untuk cenderung kepada salah satunya.

Misalnya : dia merasa bahwa telah melakukan tahiyyat awal, berarti raka’at berikutnya pasti bukan raka’at ke 1 atau ke 2.

Dia merasa sudah membaca Al Fatihah 2 kali, berarti raka’at berikutnya pasti bukan raka’at ke 1 atau ke 2.

Lihat : Kitab Shahih Fiqih Sunnah jilid 1 halaman 426 (pada catatan kaki)

عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ صَلَّى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - - قَالَ إِبْرَاهِيمُ لاَ أَدْرِى زَادَ أَوْ نَقَصَ - فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَحَدَثَ فِى الصَّلاَةِ شَىْءٌ قَالَ « وَمَا ذَاكَ » . قَالُوا صَلَّيْتَ كَذَا وَكَذَا . فَثَنَى رِجْلَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ ، وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ، فَلَمَّا أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ قَالَ « إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِى الصَّلاَةِ شَىْءٌ لَنَبَّأْتُكُمْ بِهِ ، وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِى ، وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَتَحَرَّى الصَّوَابَ ، فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ يُسَلِّمْ ، ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ

Bersumber dari Ibrahim dari Alqamah dia berkata : Abdullah bin Mas’ud r.a berkata :
Nabi saw mengerjakan shalat- Ibrahim berkata : aku tidak tahu apakah beliau saw menambah atau mengurangi dalam shalatnya-  Ketika beliau saw mengucapkan salam maka dikatakan kepada beliau saw : Wahai Rasulullah ! Apakah telah terjadi sesuatu dalam shalat tadi ?
Rasulullah saw bersabda : Apa itu ?
Para shahabat menjawab : Engkau telah mengerjakan shalat begini dan begini.
Maka Rasulullah saw melipat kakinya sambil menghadap Qiblat, lalu melakukan sujud 2 kali kemudian salam. Kemudian beliau saw menghadap kepada kami dengan wajahnya dan bersabda : Sesungguhnya jika terjadi sesuatu didalam shalat pasti aku akan memberitahukannya kepada kalian. Akan tetapi aku adalah manusia seperti kalian. Aku bisa lupa sebagaimana kalian bisa lupa. maka jika aku lupa hendaknya kalian mengingatkan aku.
Apabila seseorang diantara kalian ragu di dalam shalatnya maka hendaknya dia memilih yang paling benar lalu dia menyempurnakan shalat atasnya (atas dasar pilihan itu) kemudian hendaknya dia salam kemudian hendaknya dia sujud 2 kali.
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabush Shalah bab 31 no 401

PENJELASAN
Jika seseorang mengerjakan shalat kemudian dia ragu sudah mendapat 2 atau 3 raka’at, maka hendaknya dia mencoba mengingat sesuatu dalam shalatnya yang mungkin dapat membantu menguatkan kecenderungan kepada yang lebih dekat kepada yang benar.

Misalnya : dia merasa sudah membaca Al fatihah 2 kali , maka raka’at berikutnya tidak mungkin raka’at ke 1 atau ke 2.

Jika keadaannya demikian , maka hendaknya dia menyempurnakan shalatnya berdasarkan jumlah raka’at yang telah dipilihnya, kemudian dia salam.
Setelah itu hendaknya dia sujud 2 kali.

YANG SAYA PILIH
Hendaknya dia salam lagi setelah sujud 2 kali.

Urutannya : 

-  Ragu (lupa), tidak ingat sudah dapat berapa raka’at.
-  Berusaha mengingat.
-  Memilih jumlah raka’at yang diyaqininya lebih dekat kepada yang benar.
-  Menyempurnakan shalat sampai salam.
-  Sujud sahwi 2 kali.
-  Salam lagi.
-  Selesai.

Saya memilih agar setelah sujud sahwi dilakukan salam lagi, karena semua hadits berkaitan dengan sujud sahwi yang dilakukan oleh Rasulullah saw senantiasa diakhiri dengan salam. Baik sujud sahwi tersebut dilakukan sebelum salam atau setelah salam.
Semuanya selalu diakhiri dengan salam lagi.


B).  Jika ragu dalam shalat maka sujud sahwi dilakukan SEBELUM SALAM.

Sujud sahwi sebelum salam (karena ragu) hanya dilakukan dalam keadaan yang benar benar lupa dan tidak ada perkara yang dapat membantu hatinya untuk cenderung kepada salah satu dari keadaan yang diragukannya. 

Atau dengan bahasa yang mudah : Keadaan lupa yang dialami  adalah 100 % 

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ

Bersumber dari Abu Sa’id Al Khudri r.a , Rasulullah saw bersabda : Apabila diantara kalian merasa ragu dalam shalatnya sehingga dia tidak tahu apakah sudah melakukan 3 atau 4 raka’at , maka hendaklah dia membuang keraguannya dan berpegang dengan yang dia yakini. Kemudian hendaklah dia melakukan sujud 2 kali sebelum mengucapkan salam.
Sendainya ternyata dia shalat 5 raka’at, maka ( sujud sahwi tsb ) akan membantu kesempurnaan shalatnya.
Seandainya ternyata dia shalat 4 raka’at dengan sempurna , maka ( sujud sahwi tsb ) akan membuat setan menjadi terhina
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabul Masaajid bab 19 no 571.

PENJELASAN
Kalimat “berpegang dengan yang diyaqini” maknanya : ketika seseorang lupa 100 % dan tidak mengetahui sudah mendapat 2 atau 3 raka’at, maka hendaknya dia memilih jumlah raka’at yang sedikit diantara beberapa keraguan tersebut. Setelah itu dia berpegang teguh dengan pilihan itu dan meyaqini bahwa pilihan itu adalah yang benar. Kemudian dia melanjutkan shalatnya sampai menjelang salam.

Setelah itu hendaknya dia melakukan sujud sahwi pada raka’at akhir sebelum salam. 
Setelah itu dia salam.

Urutannya : 
-  Ragu (lupa), tidak ingat sudah dapat berapa raka’at.
-  Berusaha mengingat.
-  Tidak berhasil mengingat. Maka dipilih saja jumlah raka’at yang lebih kecil.
-  Menyempurnakan shalat 
-  Sujud sahwi 2 kali pada tahiyyat akhir sebelum salam.
-  Salam.
-  Selesai.

Jika ragu dalam jumlah raka’at , maka hendaknya memilih jumlah raka’at yang kecil

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ  إِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ وَاحِدَةً صَلَّى أَوْ ثِنْتَيْنِ فَلْيَبْنِ عَلَى وَاحِدَةٍ فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثِنْتَيْنِ صَلَّى أَوْ ثَلاَثًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثِنْتَيْنِ فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثَلاَثًا صَلَّى أَوْ أَرْبَعًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثَلاَثٍ وَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ »
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
قال الشيخ الألباني : صحيح

Bersumber dari Abdurrahman bi Auf r.a , dia berkata : Aku mendengar Nabi saw bersabda: 
Apabila diantara kalian lupa didalam shalatnya dan dia tidak tahu sudah shalat 1 atau 2 raka’at , maka hendaknya dia berpegang dengan yang 1 raka’at. 
Kalau dia tidak tahu apakah sudah shalat 2 atau 3 raka’at , maka hendaklah dia berpegang dengan yang 2 raka’at
Kalau dia tidak tahu apakah sudah shalat 3 atau 4 raka’at , maka hendaklah dia berpegang dengan yang 3 raka’at. 
Kemudian hendaklah dia melakukan sujud 2 kali sebelum salam

Hadits riwayat Tirmidzi Kitabush Shalaah bab 291 no 398 (dia berkata : hadits ini hasan shahih) 
Ibnu Majah Kitabu Iqaamatish Shalaah bab 132 no 1209

Dalam sanadnya terdapat ‘an ‘anah Ibnu Ishaaq sedangkan dia adalah mudallis (sering menyamarkan periwayatan hadits).

Tetapi hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani. 

Wallahu A’lam.

PENJELASAN 
Hadits ini menjadi dalil bahwa jika seseorang ragu di dalam shalatnya : dia tidak ingat apakah sudah mendapat 2 atau 3 raka’at , maka hendaknya dia memilih yang 2 raka’at. Setelah itu hendaknya dia meyaqini bahwa pilihannya adalah benar, dan dia menyempurnakan shalat berdasarkan jumlah raka’at yang telah dipilihnya.

MISALNYA
Dia memilih sudah mendapat 2 raka’at. 
Maka dia harus yaqin bahwa raka’at yang berikutnya adalah raka’at yang ke 3. 
Kemudian berikutnya lagi adalah raka’at yang ke 4 (raka’at akhir) , setelah itu dia melakukan sujud sahwi pada raka’at akhir tersebut sebelum salam, kemudian dia salam.

Wallahu A’lam.
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG HIJRAH MENANTI