Rabu, 19 Oktober 2016

IMAM MEMBACA BASMALAH KERAS ATAU PELAN DALAM SHOLAT BERJAMA'AH

Sekurangnya didapati 4 pendapat  :
1. Imam hendaknya mengeraskan  basmalah dalam shalat jahar.
2. Imam hendaknya tidak mengeraskan basmalah dalam shalat apapun.
3. Imam hendaknya tidak membaca basmalah dalam shalat apapun
4. Imam hendaknya tidak mengeraskan basmalah dalam shalat apapun, tetapi terkadang   boleh mengeraskannya dalam shalat jahar (shalat yang bacaan Al Fatihahnya dikeraskan)

PEMBAHASAN

PENDAPAT KE 1   
IMAM HENDAKNYA MENGERASKAN BASMALAH DALAM SHALAT JAHAR (SHALAT YANG AL FATIHAHNYA DIKERASKAN)

Ini adalah pendapat imam Asy Syafi’i  dan yang sefaham dengannya 

Dan dari kalangan shahabat : Abu Hurairah r.a, Ibnu Umar r.a, Ibnu Abbas r.a, Ibnuz Zubair r.a

LIHAT : 

Kitabul Fiqh Alal Madzaahibil Arba’ah juz 1 hal 231, Kitabush shalah bab At Tasmiyyah Fish Shalah, 
Kitab Sunan Tirmidzi Kitabush Shalah bab 69 no 251 (pada catatan kaki)

Diantara alasannya :

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سُئِلَ أَنَسٌ كَيْفَ كَانَتْ قِرَاءَةُ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - . فَقَالَ كَانَتْ مَدًّا 
ثُمَّ قَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، يَمُدُّ بِبِسْمِ اللَّهِ ، وَيَمُدُّ بِالرَّحْمَنِ ، وَيَمُدُّ بِالرَّحِيمِ

قال الحافظ : اِسْتَدَلَّ بَعْضُهُمْ بِهَذَا الْحَدِيثِ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ بِسْمِ اللَّه الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي الصَّلَاةِ ، وَرَامَ بِذَلِكَ مُعَارَضَةُ حَدِيثِ أَنَسٍ أَيْضًا الْمُخَرَّجِ فِي صَحِيحِ مُسْلِم أَنَّهُ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَقْرَؤُهَا فِي الصَّلَاةِ ، وَفِي الِاسْتِدْلَالِ لِذَلِكَ بِحَدِيثِ الْبَاب نَظَر ، وَقَدْ أَوْضَحْتُهُ فِيمَا كَتَبْتُهُ مِنْ النُّكَتِ عَلَى عُلُومِ الْحَدِيثِ لِابْنِ الصَّلَاحِ ، وَحَاصِلُهُ أَنَّهُ لَا يَلْزَم مِنْ وَصْفِهِ بِأَنَّهُ كَانَ إِذَا قَرَأَ الْبَسْمَلَة يَمُدُّ فِيهَا أَنْ يَكُونَ قَرَأَ الْبَسْمَلَة فِي أَوَّل الْفَاتِحَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ، وَلِأَنَّهُ إِنَّمَا وَرَدَ بِصُورَةِ الْمِثَال فَلَا تَتَعَيَّن الْبَسْمَلَة
Bersumber dari Qatadah r.a ia berkata, Anas r.a pernah ditanya, "Bagaimanakah bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia pun menjawab, "Bacaan beliau adalah panjang." Lalu ia pun membaca: Bismillahirrahmanirrahiim. Anas menjelaskan, "Beliau saw memanjangkan bacaan Bismillah dan juga memanjangkan bacaan Ar Rahmaan serta memanjangkan bacaan Ar Rahiim
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabu Fadhailil Qur’an bab 29 no 5046

IMAM AL HAFIDZ IBNU HAJAR AL ‘ASQALANI BERKATA :

Sebagian ulama ada yang berdalil dengan hadits ini , bahwa Nabi saw biasa membaca     Bismillahirrahmaanirrahiim dalam shalat. Maksudnya, hendak dipertentangkan dengan hadits Anas yang dikutip imam Muslim bahwa Nabi saw tidak membacanya dalam shalat. ( shahih Muslim Kitabus Shalah bab 13 no 399 )

Namun berdalil dengan hadits ini untuk maksud tersebut perlu ditinjau kembali. Saya telah menjelaskan hal ini dalam catatan saya terhadap kitab Ulumul Hadits karya Ibnush Shalah. 

Kesimpulannya, pernyataan bahwa beliau saw membaca “basmalah” sambil memanjangkan suaranya tidak berkonsekwensi bahwa beliau saw membaca “basmalah” di awal Al Fatihah pada setiap raka’at, sebab riwayat ini disebutkan hanya sebagai contoh, bukan untuk menetapkan bacaan basmalah.

LIHAT : Kitab Fat-hul Baari- syarah shahih Al Bukhari jilid 11 halaman 112  Kitabu Fadhailil Qur’an bab 29 no 5046

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَتْ كَانَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره وهذا سند رجاله ثقات رجال الشيخين

Bersumber dari Ummu Salamah r.a ,bahwasanya dia ditanya tentang bacaan Rasulullah saw , maka dia menjawab : Bahwa Nabi saw memotong bacaannya satu ayat satu ayat (yaitu) Bismillaahirrahmaanirrahiim , Alhamdu Lillaahi Robbil ‘Aalamiin, Arrahmaanirrahiim, Maaliki Yaumiddiin, 
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabul Huruuf wal Qiraa’aat bab 1 no 4003 
Ahmad 6/302 no 26043 ( ini adalah lafadznya )

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَفْتَتِحُ صَلاَتَهُ بِ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِذَاكَ. وَقَدْ قَالَ بِهَذَا عِدَّةٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- مِنْهُمْ أَبُو هُرَيْرَةَ وَابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ الزُّبَيْرِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ التَّابِعِينَ رَأَوُا الْجَهْرَ بِ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) وَبِهِ يَقُولُ الشَّافِعِىُّ. وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ حَمَّادٍ هُوَ ابْنُ أَبِى سُلَيْمَان وَأَبُو خَالِدٍ يُقَالُ هُوَ أَبُو خَالِدٍ الْوَالِبِىُّ وَاسْمُهُ هُرْمُزُ وَهُوَ كُوفِىٌّ. 
قال الشيخ الألباني : ضعيف

Bersumber dari Ibnu Abbas r.a ia berkata:  "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka shalatnya dengan membaca: “Bismillahirrahmanirrahiim”
Hadits riwayat Tirmidzi Kitabush Shalah bab 69 no 251

Imam Tirmidzi berkata bahwa sanadnya tidak kuat.
Hadits ini dinilai sebagai hadits dha’if oleh Syaikh Al Albani.

IMAM TIRMIDZI BERKATA :

Sejumlah ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpendapat dengan hadits ini, di antara mereka adalah; Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair. Juga, orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi'in.  Mereka berpendapat AGAR MENGERASKAN BACAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM.

Dan ini adalah pendapat imam Asy Syafi'i,  Isma'il bin Hammad . Dia adalah Ibnu Abi Sulaiman. Kemudian Abu Khalid yang biasa dipanggil dengan Abu Khalid Al Walibi, dan namanya adalah Hurmuz. Dia adalah orang Kufah." 

Dalam sanadnya ada rawi Abu Khalid yang majhul sebagaimana yang dikatakan oleh Al ‘Uqaily dan Ibnu ‘Adi dalam Kitab Nashbur Raayah.

عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } فَقَالَ آمِينَ فَقَالَ النَّاسُ آمِينَ وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا قَامَ مِنْ الْجُلُوسِ فِي الِاثْنَتَيْنِ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي 
بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح 
قال الشيخ الألباني : ضعيف الإسناد
قال الأعظمي : إسناده صحيح لولا أن ابن أبي هلال كان اختلط
قال الحاكم : هذا حديث صحيح على شرط الشيخين و لم يخرجاه
تعليق الحافظ الذهبي في التلخيص : على شرطهما: على شرطهما( البخاري و مسلم )
قال الدارقطني : وَهَذَا صَحِيحٌ وَرُوَاتُهُ كُلُّهُمْ ثِقَاتٌ
قَالَ الْحَافِظُ فِي الْفَتْحِ : وَهُوَ أَصَحُّ حَدِيثٍ وَرَدَ فِي ذَلِكَ  

Bersumber dari Nu'aim Al Mujmir r.a dia berkata : Aku pernah shalat di belakang Abu Hurairah r.a  kemudian dia membaca "Bismillaahirrahmaanirrahiim, lalu membaca surat Al Fatihah hingga tatkala telah sampai pada 'Ghairil Maghdlubi 'Alaihim Waladlaallin, dia mengucapkan 'Aamiin.' Orang-orangpun lalu mengucapkan Aamiin pula. Abu Hurairah r.a juga mengucapkan 'Allahu Akbar' setiap hendak sujud, dan ketika bangun dari duduk pada 2 raka’at yang pertama (tahiyyat awal) juga mengucapkan Allahu Akbar 
Setelah selesai salam, dia berkata; Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, aku adalah orang yang paling menyerupai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam didalam melaksanakan shalat dibanding dengan kalian.
Hadits riwayat Nasai Kitabu Shifatish  Shalah bab 21 no 905
Ibnu Hibban Kitabush Shalah bab ( 10 ) Shifat Shalah no 1801
Ibnu Khuzaimah Kitabush Shalah bab 103 no 499
Al Hakim dalam Al Mustadrak kitabush Shalah bab ta’min fish shalah no 882
Al Baihaqi : As Sunanul Kubra jilid 2 hal 342 Kitabush Shalah no 2445
Ad Daraquthni dalam Sunan Ad Daraquthni jilid 2 Kitabush Shalah bab 29 no 1128

Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata : Sanadnya shahih
Syaikh Al Albani berkata : Sanadnya dha’if
Syaikh Al A’dhami berkata : Sanadnya shahih seandainya rawi Ibnu Abi Hilal tidak kacau perkataannya.
Imam Al Hakim berkata : Hadits ini shahih sesuai dengan syarat imam Bukhari dan Muslim , tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.
Imam Adz Dzahabi berkata : sanadnya sesuai dengan syarat imam Bukhari dan Muslim
Imam Ad Daraquthni berkata : Hadits ini shahih , seluruh rawinya adalah tsiqat.
Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqalani berkata : Ini merupakan hadits yang paling shahih yang dinukil sehubungan dengan masalah tersebut ( Lihat : Kitab Fathul Baari jilid 3 halaman 340 , Kitabul Adzan bab 114 no 782 )

PENDAPAT KE 2 
IMAM HENDAKNYA MEMBACA BASMALAH , TETAPI TIDAK DIKERASKAN DALAM SHALAT APAPUN

Ini adalah pendapat imam Ahmad bin Hanbal , Ibnul Mubarak, Sufyan Ats Tsauri , Ishaq dan dalam madzhab Hanafi 

Dan dari kalangan shahabat : Abu Bakar r.a , Umar r.a, Utsman r.a, Ali r.a

LIHAT : 

*  Kitabul Fiqh Alal Madzaahibil Arba’ah juz 1 hal 231, Kitabush shalah bab At Tasmiyyah Fish Shalah.

*  Kitab Sunan Tirmidzi Kitabush Shalah bab 68 no 244

عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين

Bersumber dari Anas bin Malik r.a dia berkata : Aku shalat bersama Rasulullah saw , dan Abu Bakar ,dan Umar dan Utsman. Saya tidak mendengar seorangpun dari mereka yang membaca Bismillahirrahmanirrahim
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabush Shalah bab 13 no 399 ( ini adalah lafadhnya )
Ahmad 3/177 no 12398
Nasai Kitabul Iftitah  bab 22 no 907
Tirmidzi Kitabush Shalah bab 68 no 244

IMAM NAWAWI BERKATA :

Hadits ini dijadikan dalil bagi orang yang menganggap bahwa “Basmalah” bukan termasuk bagian dari surah Al Fatihah.

Sedangkan bagi orang yang menganggap bahwa “basmalah” termasuk bagian dari surah Al Fatihah, dia berpendapat ( dengan berdalil dengan hadits ini ) bahwa Basmalah tersebut dibaca dengan suara yang tidak keras.

Madzhab yang dianut oleh imam As Syafi’i Rahimahullahu Ta’aalaa dan sekelompok ulama dari generasi salaf maupun khalaf berpendapat bahwa “basmalah” adalah termasuk salah satu ayat dalam surah Al Fatihah. Dan Basmalah juga dibaca dengan keras, sama dengan bagian surah Al Fatihah yang lainnya.

LIHAT : Kitab Syarah Muslim jilid 4 halaman 332 Kitabush Shalah bab 13 no 399

عَنِ ابْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ سَمِعَنِى أَبِى وَأَنَا فِى الصَّلاَةِ أَقُولُ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) فَقَالَ لِى أَىْ بُنَىَّ مُحْدَثٌ إِيَّاكَ وَالْحَدَثَ. قَالَ وَلَمْ أَرَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ أَبْغَضَ إِلَيْهِ الْحَدَثُ فِى الإِسْلاَمِ يَعْنِى مِنْهُ. قَالَ وَقَدْ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَمَعَ أَبِى بَكْرٍ وَمَعَ عُمَرَ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقُولُهَا فَلاَ تَقُلْهَا إِذَا أَنْتَ صَلَّيْتَ فَقُلِ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ )
قال الشيخ الألباني : ضعيف
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده حسن في الشواهد
قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ
 وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- مِنْهُمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِىٌّ وَغَيْرُهُمْ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ التَّابِعِينَ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ لاَ يَرَوْنَ أَنْ يَجْهَرَ بِ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) قَالُوا وَيَقُولُهَا فِى نَفْسِهِ

Bersumber dari Ibnu Abdullah bin Mughaffal ia berkata; Ayahku mendengarku ketika aku dalam shalat, ketika itu aku membaca, Bismillahirrahmaanirrahiim lalu ayahku berkata kepadaku : "Wahai anakku, engkau telah melakukan hal yang baru, jauhilah perkara baru!" Ia (ayahku) berkata:  "Aku tidak pernah melihat seorang pun dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenci sesuatu selain perkara yang baru (diada-adakan) di dalam Islam.( yang dimaksud adalah bacaan basmalah tersebut )”
Ia berkata lagi, "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman, namun aku belum pernah melihat mereka mengucapkannya, maka janganlah engkau ucapkan itu. Jika engkau melaksanakan shalat maka bacalah Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.   
ABU ISA ( IMAM TIRMIDZI ) BERKATA : "Hadits Abdullah bin Mughaffal ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yaitu Abu Bakar , Umar, Utsman , Ali dan selain mereka.
Dan juga diamalkan oleh orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi'in. Pendapat ini juga dipegang oleh Sufyan Ats Tsauri, dan Ibnu Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpendapat bahwa bacaan BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM TIDAK DIKERASKAN. MEREKA BERKATA; "HENDAKLAH MEREKA MENGUCAPKANNYA DALAM HATI."
Riwayat Tirmidzi Kitabush Shalah bab 68 no 244 , dinilai dha’if oleh Syaikh Al Albani
Ahmad 4/85 no 16345. Sanadnya dinilai hasan oleh Syaikh Al Arnauth

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يُسْمِعْنَا قِرَاءَةَ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) وَصَلَّى بِنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَلَمْ نَسْمَعْهَا مِنْهُمَا
قال الشيخ الألباني : صحيح الإسناد

Bersumber dari Anas bin Malik r.a dia berkata : Rasulullah saw shalat bersama kami. Kami tidak mendengar bacaan beliau ada kalimat “ Bismillaahirrahmaanirrahiim “.
Abu Bakar dan Umar juga shalat bersama kami , kami juga tidak mendengar bacaan bismillah dari mereka berdua.
Hadits riwayat An Nasai Kitabu Shifatish Shalah bab 22 no 906 
Syaikh Al Albani berkata : Sanadnya shahih

PENDAPAT KE 3 
IMAM TIDAK MEMBACA BASMALAH DALAM SHALAT APAPUN

Ini adalah pendapat imam Malik dan yang sefaham dengannya 

LIHAT : 

Kitabul Fiqh Alal Madzaahibil Arba’ah juz 1 hal 231, Kitabush shalah bab At Tasmiyyah Fish Shalah 
Kitab Al Hidayah jilid 1 halaman 205

Diantara alasannya :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ بِ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) لاَ يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِى أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلاَ فِى آخِرِهَا
الشيخ الألباني : سكت عنه الشيخ
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح , رجاله ثقات رجال الصحيح غير أبي كامل
قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح 
 والعمل على هذا عند أهل اعلم من أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم والتابعين ومن بعدهم كانوا يستفتحون القراءة ب ( الحمد لله رب العالمين 
قال الشافعي إنما معنى هذاالحديث أن النبي صلى الله عليه و سلم و أبا بكر و عمر و عثمان كانوا يفتتحون القراءة ب ( الحمد لله رب العالمين معناه أنهم كانوا يبدءون بقراءة فاتحة الكتاب قبل السورة وليس معناه أنهم كانوا لا يقرءون ( بسم الله الرحمن الرحيم ) 
 وكان الشافعي يرى أن يبدأ ب ( بسم الله الرحمن الرحيم ) و [ أن ] يجهر بها [ إذا جهر بالقراءة ]

Bersumber dari Anas bin Malik r.a dia berkata, "Saya shalat di belakang Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, maka mereka memulai membaca dengan kalimat ”Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin .
Mereka tidak menyebutkan, 'Bismillahirrahmanirrahim pada awal bacaan, dan tidak pada akhirnya
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabush Shalah bab 13 no 399 ( Ini adalah lafadznya )
An Nasai Kitabu Shifatish Shalah bab 22 no 907
At Tirmidzi Kitabush Shalah bab 182 no 246, dinilai sebagai hadits hasan shahih olehnya.
Ahmad 3/168 no 12303, sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al Arnauth

PENJELASAN
Kalimat“ mereka memulai membaca dengan kalimat ”Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin”
difahami bahwa “basmalah” tidak dibaca sama sekali.

Kalimat “Mereka tidak menyebutkan, 'Bismillahirrahmanirrahim pada awal bacaan” difahami bahwa “basmalah” tidak dibaca samal sekali.

Maka disimpulkan bahwa “BASMALAH” TIDAK DISYARI’ATKAN DIBACA OLEH IMAM DALAM SHALAT APAPUN. 

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَفْتَتِحُ صَلاَتَهُ بِالتَّكْبِيرِ وَيَفْتَتِحُ الْقِرَاءَةَ بِ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) وَيَخْتِمُهَا بِالتَّسْلِيمِ
تعليق شعيب الأرنؤوط : حديث صحيح

Bersumber dari Aisyah r.a dia berkata : bahwasanya Rasulullah saw memulai shalatnya dengan takbir dan memulai bacaannya dengan “Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamin” dan menutup shalatnya dengan salam.
Hadits shahih riwayat Ahmad 6/171 no 24854

PENJELASAN
Hadits ini menjadi penguat hadits sebelumnya bahwa Nabi saw memulai bacannya dengan kalimat “Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamiin” yang maknanya : Nabi saw tidak membaca bismillah.


BANTAHAN
Imam Asy Syafi’i membantah kesimpulan seperti ini.
Beliau berkata bahwa basmalah harus dibaca dalam surah Al Fatihah.

Hadits yang menyatakan bahwa Nabi saw memulai dengan “Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamiin” maknanya adalah : Nabi saw memulai shalat dengan bacaan surah Al Fatihah sebelum membaca surah lainnya. Bukan bermakna tidak membaca Al Fatihah.

LIHAT : Kitab sunan Tirmidzi Kitabush Shalah bab 182 no 246 pada catatan kaki.

DARI SAYA
Pemahaman seperti ini didasarkan kepada kebiasaan para shahabat menyebut sebagian ayat dengan makna sebuah surah tertentu.

Misalnya :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

Bersumber dari Abu Hurairah r.a , sesungguhnya Nabi saw biasa membaca dalam shalat shubuh pada hari Jum’ah : “ Alif Lam Miim Tanziil” yaitu pada raka’at pertama.
Sedangkan pada raka’at kedua : “ Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-an madzkuuraa”.
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul Jumu’ah bab 10 no 891
Muslim Kitabul Jumu’ah bab 15 no 880 (ini adalah lafadznya)

PENJELASAN
Kalimat “Nabi saw membaca “ Alif Lam Miim Tanziil” dalam shalat shubuh maknanya : Nabi saw membaca surah As Sajdah, bukan hanya membaca awal surah saja. 
Dan bukan bermakna : tidak pakai basmalah.

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.

Bersumber dari An Nu’maan bin Basyiir r.a dia berkata : bahwasanya Rasulullah saw biasa membaca dalam shalat 2 hari raya dan dalam shalat Jum’ah  : “ Sabbihisma Rabbikal A’laa” dan “ Hal Ataaka Hadiitsul Ghaasyiyah”.
An Nu’man r.a berkata : Dan ketika hari raya berhimpun dengan hari Jum’ah pada 1 hari yang sama , maka Nabi saw membaca 2 surah tersebut di dalam 2 macam shalat itu (dalam shalat Ied dan shalat Jum’ah)
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabul Jumu’ah bab 16 no 878

Kalimat “Nabi saw membaca “ Sabbihisma Rabbikal A’laa” dalam shalat Jum’ah maknanya Nabi saw membaca surah Al A’laa , bukan hanya membaca awal surah saja. Dan bukan bermakna : tidak pakai basmalah.

عَنْ قُطْبَةَ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّيْتُ وَصَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَرَأَ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ)

Bersumber dari Quthbah bin Malik r.a dia berkata : aku mengerjakan shalat sedangkan Rasulullah saw menjadi imam bagi kami. Lalu Rasulullah saw membaca : “ Qaaf Wal Qur’aanil Majiid” 

PENJELASAN
Kalimat : Nabi saw membaca “ Qaaf wal Qur’aanil Majiid”  dalam shalat maknanya : 
Nabi saw membaca surah “Qaaf” , bukan hanya membaca awal surah saja. 
Dan bukan bermakna : tidak pakai basmalah.

KESIMPULAN

YANG SAYA PILIH
BASMALAH DALAM AL FATIHAH HARUS DIBACA OLEH IMAM. TENTANG DIKERASKAN ATAU TIDAK , HAL INI DIPERSELISIHKAN OLEH UMAT ISLAM SEBAGAIMANA YANG TELAH DITERANGKAN SEBELUMNYA.

Wallahu A’lam.

PENDAPAT KE 4
IMAM HENDAKNYA TIDAK MENGERASKAN BACAAN BASMALAHNYA, TETAPI TERKADANG BOLEH MENGERASKANNYA.

Ini adalah pendapat imam Ibnul Qoyyim.

Dan inilah yang saya pilih.

Ibnul Qayyim berkata :

ثُمَّ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ وَكَانَ يَجْهَرُ بِـ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ تَارَةً وَيُخْفِيْهَا أَكْثَرَ مِمَّا يَجْهَرُ بِهَا

Kemudian Nabi saw membaca Al Fatihah, dan beliau saw terkadang mengeraskan basmalahnya. Tetapi Nabi saw memelankan bacaan basmalah lebih sering daripada mengeraskannya.

LIHAT : Kitab Zaadul Ma’aad jilid 1 halaman 199
YANG SEFAHAM DENGAN PENDAPAT INI BERALASAN :

*  Didapati hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw tidak mengeraskan basmalahnya  Hadits ini bersumber dari shahabat Anas r.a dengan derajat shahih.
(riwayat Muslim no 399)

*  Didapati juga hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw mengeraskan bacaan basmalahnya. Hadits ini bersumber dari shahabat Abu Hurairah r.a yang dinilai shahih oleh banyak ulama ahli hadits sekalipun syaikh Al Albani menilainya dha’if.
(riwayat Nasai no 395)

*  Jika hanya memilih pendapat yang tidak mengeraskan bacaan basmalah , maka berkonsekwensi “membuang” hadits Abu Hurairah r.a.

*  Jika hanya memilih pendapat yang mengeraskan bacaan bamalah , maka berkonsekwensi “membuang” hadits Anas r.a.

MAKA DICARI CARA AGAR 2 BUAH HADITS TERSEBUT DAPAT DITERIMA , YAITU DENGAN MENTA’WILNYA :

Bahwa Rasulullah saw biasa tidak mengeraskan bacaan basmalah dalam semua shalatnya tetapi terkadang mengeraskannya dalam shalat yang jahar. 

Ta’wil seperti ini diambil karena kesaksian Anas r.a tentang basmalah tidak keras adalah sangat lama , lebih dari 30 tahun yaitu dia bermakmum kepada Rasulullah saw , Abu Bakar r.a , Umar r.a , dan Utsman r.a.
Utsman r.a wafat tahun 35 H   

Sedangkan kesaksian Abu Hurairah r.a tentang basmalah dibaca dengan keras adalah tidak lama, karena Abu Hurairah r.a masuk Islam sekitar 3,5 tahun sebelum wafatnya Rasulullah saw.

Dengan cara ini maka semua hadits berkaitan dengan bacaan basmalah dapat diamalkan dan didudukkan pada tempatnya serta tidak ada yang “dibuang”.

Wallahu A’lam.
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG HIJRAH MENANTI