Sabtu, 20 Agustus 2016

AQIQAH

Foto : New Born Kaisa Aulia Shaffa, Lokasi: RS Kharitas Bhakti Pontianak
Aqiqah adalah kambing yang disembelih sehubungan dengan kelahiran bayi.

Aqiqah adalah perintah agama , bukan adat ( kebiasaan )

Aqiqah adalah perintah dari Nabi Muhammad saw , maka mengamalkannya bernilai ibadah di sisi Allah swt. Umat Islam hendaknya berusaha untuk mengamalkannya.

Aqiqah berbeda dengan kegiatan pada hari ke 40 dari kelahiran bayi , yang sebagian umat Islam menyebutnya dengan SELAPAN , atau gunting rambut dsb. Karena acara tersebut adalah adat , bukan perintah agama, bukan berasal dari ajaran Nabi Muhammad saw.

عَنْ عَامِرٍ الضَّبِّىُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « مَعَ الْغُلاَمِ عَقِيقَةٌ ، فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الأَذَى 

Bersumber dari Salman bin ‘Amir Adh Dhabiyyi r.a , dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Bersama kelahiran bayi ada aqiqahnya, maka sembelihlah hewan , dan singkirkanlah kotoran darinya ( cukurlah rambutnya )
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul Aqiqah bab 2 no 5472
Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab (21) Fil Aqiqah no 2839
Tirmidzi Kitabul Adlaahii bab 17 no 1515  

Hadits tentang waktu pelaksanaan penyembelihan ada 3 riwayat :

1. Pada hari ke 7 dari kelahiran bayi
2. Pada heri ke 7 atau ke 14 atau ke 21.
3. Pada usia diatas 40 tahun (Ketika Rasulullah saw sudah diutus menjadi Nabi)

Dari 3 riwayat tersebut , yang shahih adalah pada hari ke 7.

Selengkapnya akan saya kutipkan hadits hadits tersebut :

1. AQIQAH DILAKSANAKAN PADA HARI KE 7 DARI KELAHIRAN BAYI ( BUKAN BAYI BERUMUR 7 HARI )

Kalau bayi lahir pada hari Senin , maka hari Senin tersebut adalah hari pertama dari kelahirannya, maka aqiqahnya adalah pada hari Ahad ( hari ke 7 nya )

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح رجاله ثقات رجال الشيخين

Bersumber dari Samurah bin Jundub r.a , Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Setiap bayi yang lahir, tergadai dengan aqiqahnya , yang disembelih pada hari ke 7 dari kelahirannya, dan dicukur rambutnya serta diberi nama (pada hari itu)
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab (21) Fil Aqiiqah no 2840
Ahmad 5/7 no 19579
Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab 23 no 1522
Ibnu Majah Kitabudz Dzabaaih bab 1 no 3165


2. MENYEMBELIH AQIQAH PADA HARI KE 14 ATAU HARI KE 21

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« الْعَقِيقَةُ تُذْبَحُ لِسَبْعٍ وَلأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَلإِحْدَى وَعِشْرِينَ

Bersumber dari Abdullah bin Buraidah r.a dari ayahnya dari Nabi saw yang bersabda : Aqiqah itu disembelih pada hari ke 7 , dan hari ke 14 , dan hari ke 21
Hadits riwayat Al Baihaqi Dalam Kitab  As Sunanul Kubra Kitabudl Dlahaayaa bab 49 no 19293

Hadits ini dha’if karena dalam sanadnya ada rawi yang dha’if bernama : Ismail bin Muslim Al Makkiy yang sering melakukan kesalahan dalam periwayatan.

Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Kitab Irwa’ no 1170 berkata  : Hadits ini dhaif

Tetapi didapati riwayat lain :

عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أُمِّ كُرْزٍ وَ أَبِى كُرْزٍ قَالاَ :
 نَذَرَتِ امْرَأَةٌ مِنْ آلِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرٍ إنْ وَلَدَتْ امْرَأَةُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ نَحَرْنَا جَزُورًافَقَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : لَا ، بَلْ السُّنَّةُ أَفْضَلُ عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِِ مُتَكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ تُقْطَعُ جُذُولًا وَلَا يُكْسَرُ لَهَا عَظْمٌ فَيَأْكُلُ وَيُطْعِمُ وَيَتَصَدَّقُ وَلْيَكُنْ ذَلِكَ يَوْمَ السَّابِعِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي أَرْبَعَةَ عَشْرَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي إحْدَى وَعِشْرِينَ
هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه 
تعليق الحافظ الذهبي في التلخيص : صحيح

Bersumber dari Atha’ dari Ummu Kurzin dan Abu Kurzin bahwa mereka berkata :
Seorang perempuan dari keluarga Abdurrahman bin Abu Bakar pernah bernadzar bahwa jika istri Abdurrahman melahirkan maka kami menyembelih seekor onta. Maka Aisyah r.a berkata : Jangan lakukan hal itu. Mengikut sunnah adalah lebih utama : Yaitu buat bayi laki laki (aqiqahnya) 2 ekor kambing yang seimbang dan bagi bayi perempuan seekor kambing.  Dan jangan dipecahkan tulangnya. Hendaknya dia makan (dagingnya) dan memberi makan (kepada orang lain) serta bershadaqah.
Dan laksanakanlah penyembelihan kambing itu pada hari ke 7 dari kelahirannya. Kalau tidak bisa , maka pada hari ke 14 dan kalau tidak bisa maka pada hari ke 21.
Hadits riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak jilid 5 halaman 338 Kitabudz Dzabaa-ih no 7669
Imam Al Hakim berkata : hadits ini shahih
Imam Al Haitsamiy berkata : Sanad hadits ini shahih
Imam Adz Dzahabi berkata : Sanadnya shahih.

Tetapi syaikh Al Albani mengingkarinya , beliau berkata :
Saya mendapati adanya 2 penyakit dalam periwayatannya

Yang pertama : Sanadnya munqathi’ (terputus). Atha’ tidak pernah berjumpa dengan Ummu Kurzin
Yang kedua : lafadznya Syadz (ganjil). Karena telah diriwayatkan dari Aisyah dengan 2 jalan tanpa ada kalimat tambahan Tuqaththa’u dst. 

Dan dhairnya kalimat tersebut adalah perkataan Atha’… Dan hal ini dikuatkan dengan penjelasan ‘Aamir Al Ahwal kemudian Atha’ berkata …..

عَنْ عَامِرٍ الأَحْوَلِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أُمِّ كُرْزٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ ». قَالَ وَكَانَ عَطَاءٌ يَقُولُ : تُقَطَّعُ جُدُولاً وَلاَ يُكْسَرُ لَهَا عَظْمٌ أَظُنُّهُ قَالَ وَتُطْبَخُ قَالَ وَقَالَ عَطَاءٌ : إِذَا ذَبَحْتَ فَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَنٍ وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ أَنَّهُ قَالَ فِى الْعَقِيقَةِ : تُقَطَّعُ آرَابًا آرَابًا وَتُطْبَخُ بِمَاءٍ وَمِلْحٍ وَيُهْدِى فِى الْجِيرَانِ. وَرُوِىَ فِى ذَلِكَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ مِنْ قَوْلِهِ

Bersumber dari ‘Aamir Al Ahwal dari Atha’ dari Ummu Kurzin r.a dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Bagi bayi lakii laki (aqiqahnya) 2 ekor kambing yang seimbang dan bagi bayi perempuan seekor kambing. 
Aamir berkata : Atha’ berkata : tuqaththa’u dst   
Hadits riwayat Al Baihaqi dalam Kitab As Sunanul Kubra jilid 14 halaman 258 no 19827 

Dari saya : 
Yang paling utama adalah menyembelih kambing sebagai aqiqah adalah pada hari ke 7 dari kelahiran bayi, Hadits tentang dibolehkannya menyembelih pada hari ke 14 dan ke 21 tidak sunyi dari perselisihan tentang shahih dan tidaknya.

Sebaiknya umat Islam mempersiapkan diri dengan cara menabung sejak diketahuinya kehamilan sejak dini sehingga sunnah Nabi saw dapat diamalkannya dengan sebaik baiknya.

3. AQIQAH SETELAH DEWASA :

عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَقَّ عَنْ نَفْسِهِ بَعْدَ النُّبُوَّةِ

Bersumber dari Anas r.a , sesungguhnya Nabi saw beraqiqah buat dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi
Hadits riwayat Al Baihaqi  dalam Kitab As Sunanul Kubra Kitabudh Dhahaaya bab 43 no 19273, 

Hadits ini dha’if karena dalam sanadnya ada rawi yang matruk bernama Abdullah bin Muharrar

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Bazzaar , Ath Thabrani dll , semuanya dha’if. 

Imam Nawawi berkata : Ini adalah hadits bathil
Imam Al Baihaqi berkata : Hadits munkar.

TAMBAHAN

SOAL : Di beberapa Kitab Fiqih , sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa aqiqah tetap harus dilaksanakan. 

Jika hari ke 7 dari kelahirannya tidak dilaksanakan , maka hendaknya dilaksanakan ketika ada kelapangan rizqi dan kesempatan. 

Jika sampai baligh belum di laksanakan oleh orang tuanya , maka nantinya anak tersebut melaksanakan aqiqah setelah dia dewasa dengan tanggungan biaya dia sendiri.

JAWAB : 

Kalimat tersebut adalah pendapat . Saya memilih tidak mengikuti pendapat tersebut karena Rasulullah saw dan para shahabatnya tidak mengamalkan aqiqah selain hari ke 7.

Sedangkan 2 buah hadits tentang hari lain setelah hari ke 7 tidak ada yang shahih , bahkan sebagiannya adalah hadits munkar.

Maka saya memilih untuk tidak mengamalkannya selain hari ke 7.

SOAL : Sengaja menunda aqiqah padahal mampu

JAWAB :  Ini adalah perbuatan tercela. Seorang Muslim hendaknya tidak meremehkan perintah dari Allah dan Rasul-Nya saw. Dia tidak tahu kapan dia meninggal dunia.

Wallahu A’lam.


TAMBAHAN

SELAIN AQIQAH , PERKARA LAINNYA YANG DIPERINTAHKAN UNTUK DILAKUKAN SEHUBUNGAN DENGAN KELAHIRAN BAYI ADALAH : 

*  Mencukur habis rambutnya ( bukan sekedar menggunting sebagian rambut )
*  Mengumumkan namanya 
*  Bershadaqah dengan perak seberat timbangan rambut bayinya

عنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح رجاله ثقات رجال الشيخين

Bersumber dari Samurah bin Jundub r.a , Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Setiap bayi yang lahir, tergadai dengan aqiqahnya , yang disembelih pada hari ke 7 dari kelahirannya, dan dicukur rambutnya serta diberi nama (pada hari itu)
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab (21) Fil Aqiiqah no 2840
Ahmad 5/7 no 19579

عَنْ أَبِى رَافِعٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ لَمَّا وُلِدَ أَرَادَتْ أُمُّهُ فَاطِمَةُ أَنْ تَعُقَّ عَنْهُ بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ « لاَ تَعُقِّى عَنْهُ وَلَكِنِ احْلِقِى شَعْرَ رَأْسِهِ ثُمَّ تَصَدَّقِى بِوَزْنِهِ مِنَ الْوَرِقِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ». ثُمَّ وُلِدَ حُسَيْنٌ بَعْدَ ذَلِكَ فَصَنَعْتَ مِثْلَ ذَلِكَ 
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده ضعيف لضعف عبد الله بن محمد بن عقيل

Bersumber dari Abu Rafi’ , maula Rasulullah saw, dia berkata : Ketika Ketika Hasan bin Ali dilahirkan, ibunya ( Fathimah r.a ) bermaksud beraqiqah dengan 2 ekor kambing kibasy, maka Rasulullah saw bersabda : Janganlah engkau aqiqahkan dia, tetapi cukurlah rambut kepalanya kemudian bershadaqahlah dengan perak seberat rambutnya di jalan Allah. Kemudian ketika Husain dilahirkan, Fathimah berbuat seperti itu
Hadits riwayat Ahmad 6/392 no 26655 dengan sanad yang dhaif ( karena ada rawi Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil yang dikenal dha’if ).

Penjelasan :
Kalimat : “Janganlah engkau aqiqahkan dia” maksudnya : Bukan berarti aqiqah dilarang , tetapi Nabi saw akan membantu menyediakan kambing buat dijadikan aqiqah sehubungan dengan kelahiran cucunya , yaitu putri Fathimah r.a. 
Nabi saw hanya meminta Fathimah r.a menyediakan dana buat bershadaqah dengan perak seberat rambut bayinya.

Hadits ini sanadnya adalah dha’if karena ada rawi bernama Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqiil dan Syariik yang dikenal jelek hafalannya

Hadits ini dikuatkan dengan beberapa hadits pendukung :

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىِّ بْنِ الْحُسَيْنِ عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ عَقَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الْحَسَنِ بِشَاةٍ وَقَالَ « يَا فَاطِمَةُ احْلِقِى رَأْسَهُ وَتَصَدَّقِى بِزِنَةِ شَعْرِهِ فِضَّةً ». قَالَ فَوَزَنَتْهُ فَكَانَ وَزْنُهُ دِرْهَمًا أَوْ بَعْضَ دِرْهَمٍ
قال ابو عيسى هذا حديث حسن غريب وإسناده ليس بمتصل و ابو جعفر محمد بن علي بن الحسين لم يدرك علي بن أبي طالب 
قال الشيخ الألباني : حسن

Bersumber dari Muhammad bin Ali bin Al Husain dari Ali bin Abi Thalib r.a dia berkata:
Rasulullah saw beraqiqah untuk Al Hasan dengan seekor kambing , lalu bersabda :
Wahai Fathimah , cukurlah kepalanya dan bershadaqahlah dengan perak seberat timbangan rambutnya. Maka Fathimah r.a menumbang rambutnya dan beratnya adalah 
1 dirham atau sebagian dirham (kurang dari 1 dirham)
Hadits riwayat Tirmidzi Kitabul Adhaahii bab 20 no 1519

Hadits ini sanadnya munqathi’ (terputus) . Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Al Husain tidak pernah berjumpa dengan Ali bin Abi Thalib r.a

Hadits ini dinilai hasan oleh imam Tirmidzi
Syaikh Al Albani menilainya sebagai hadits hasan
Imam Al Haitsami menilainya sebagai hadits hasan pada hadits yang semakna , yaitu riwayat Imam Ahmad pada kitab Musnadnya 6/392 no 26655

Lihat :

Kitab Irwaa-ul Ghaliil jilid 4 halaman 402 hadits no 1175
Kitab Al Mausuu’ah Al Hadiitsiyyah Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal jilid 45 halaman 164 hadits no. 27183
Kitab Majma’uz Zawaaid jilid 4 halaman 62

Penjelasan :
Dalam hadits ini dan yang semisal dengannya jelaslah bahwa rambut bayi disyari’atkan dicukur semuanya , bukan digunting sebagian . Karena Nabi saw menyuruh bershadaqah dengan perak seberat rambut bayi. Hal ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan mencukurnya sampai habis.
Sehingga sunnah Nabi saw adalah mencukur rambut sampai habis. Apabila kita kesulitan menimbang rambut bayi , maka dapat kita perkirakan dengan kembali kepada hadits Fathimah r.a bahwa berat rambut putranya adalah 1 dirham atau kurang.

Tentang ukuran 1 dirham :

200 dirham = 595 gram perak murni
1 dirham = 2,975 gram perak murni.

Untuk langkah hati hati , kalau kita genapkan sampai 5 gram adalah lebih baik.


MEMBERI NAMA YANG BAIK

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى زَكَرِيَّاءَ عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ ».
قَالَ أَبُو دَاوُدَ ابْنُ أَبِى زَكَرِيَّاءَ لَمْ يُدْرِكْ أَبَا الدَّرْدَاءِ
قال الشيخ الألباني : ضعيف
قال حسين سليم أسد : إسناده ضعيف
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده ضعيف لانقطاعه فإن عبد الله بن أبي زكريا لم يسمع من أبي الدرداء

Bersumber dari Abdullah bin Abu Zakariyya dari Abud Darda’ , dia berkata :
Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari qiyamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Oleh karena itu baguskanlah nama kalian
Imam Abu Dawud berkata : Abdullah bin Abi Zakariya , dia tidak bertemu dengan Abud Darda’ r.a ( dengan demikian sanadnya terputus )

Hadits riwayat Abu Dawud Kitabul Adab bab 69 no 4948
Ad Darimi Kitabul Isti’dzaan bab 59 no 2694
Ahmad 5/194 no 21185
Hadits ini  dinilai dha’if oleh syaikh Al Albani

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ أَحَبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ 

Bersumber dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah : Abdullah dan Abdurrahman
Hadits shahih riwayat Muslim Kitabul Aadab bab 1 no 2132

LANJUTAN AQIQAH :

JENIS HEWAN YANG DISEMBELIH UNTUK AQIQAH 

Hewan yang disebutkan oleh Nabi saw  untuk aqiqah adalah kambing dan yang sejenisnya ( domba , kibasy dsb ). Untuk bayi laki laki hendaknya 2 ekor kambing , dan untuk bayi perempuan hendaknya 1 ekor kambing

عَنْ أُمِّ كُرْزٍ الْكَعْبِيَّةِ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
قال الشيخ الألباني : صحيح
تعليق شعيب الأرنؤوط : حديث صحيح

Bersumber dari Ummu Kurzin Al Ka’biyyah r.a , dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Untuk anak laki laki : (aqiqahnya) 2 ekor kambing yang setara (sama besar), dan untuk anak perempuan seekor kambing.
Hadits shahih riwayat Abu Dawud Kitabudl Dlahaayaa bab 21 no 2836
Ahmad 6/422 no 26823
Nasaai Kitabul Aqiiqah bab 2 no 4212
Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab (16) Maa Jaa a fil Aqiiqah  no 1513  
Ibnu Maajah Kitabudz Dzabaaih bab 1 no 3162

JIKA MEMANG TIDAK MAMPU ATAU TIDAK ADA LAGI KAMBING , MAKA BOLEH SEEKOR SAJA.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَقَّ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْشًا كَبْشًا
قال الشيخ الألباني : صحيح لكن في رواية النسائي كبشين كبشين وهو الأصح

Bersumber dari Ibnu Abbas r.a , sesungguhnya Rasulullah saw beraqiqah buat Hasan r.a dan Husain r.a masing masing 1 ekor kambing kibasy
Hadits shahih riwayat Abu Dawud kitabudl Dlahaaya bab 21 no 2841

Syaikh Al Albani berkata : Hadits ini shahih , tetapi di dalam riwayat An Nasai yang menyebutkan 2 ekor kibasy adalah lebih shahih

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَقَّ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ رضي الله عنهما بكبشين  كَبْشَيْنِ كَبْشَيْنِ

Bersumber dari Ibnu Abbas r.a , dia berkata : Rasulullah saw beraqiqah buat Hasan r.a dan Husain r.a masing masing 2 ekor kambing kibasy
Hadits shahih riwayat Nasaai dalam Sunanul Kubra jilid 3 hal 76 Kitabul Aqiiqah bab 5   no 4545

HEWAN UNTUK AQIQAH BOLEH JANTAN, BOLEH JUGA BETINA.

عَنْ سِبَاعِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ ثَابِتِ بْنِ سِبَاعٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ أُمَّ كُرْزٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الْعَقِيقَةِ فَقَالَ « عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ وَاحِدَةٌ وَلاَ يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا
قال ابو عيسى هذا حديث حسن صحيح 
قال الشيخ الألباني : صحيح
Bersumber dari Siba’ bin Tsabit , bahwasanya Muhammad bin Tsabit bin Siba’ memberitahukan kepadanya bahwa Ummu Kurzin r.a berkata kepadanya, sesungguhnya dia bertanya kepada Rasulullah saw tentang aqiqah, maka Rasulullah saw bersabda :
Untuk anak laki laki 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan 1 ekor. Dan tidak mengapa kambingnya jantan atau betina 
Hadits shahih riwayat Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab 17 no 1517
Abu Dawud Kitabudh Dhahaayaa bab 21 no 2837
Nasaai Kitabul ‘Aqiiqah bab 4 no 4217 

HUKUMNYA AQIQAH ADALAH SUNNAH. BAGI YANG MENINGGALKAN AQIQAH , DIA TIDAK BERDOSA . HANYA SAJA DIA TELAH KEHILANGAN KEUTAMAAN YANG BANYAK.

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الْعَقِيقَةِ فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْعُقُوقَ ». وَكَأَنَّهُ كَرِهَ الاِسْمَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا نَسْأَلُكَ عَنْ أَحَدِنَا يُولَدُ لَهُ. قَالَ « مَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَنْسُكْ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَفْعَلْ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةً 
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده حسن

Bersumber dari Amru bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya , dia berkata : Rasulullah saw ditanya tentang aqiqah, maka beliau saw bersabda : Allah tidak menyukai ‘uquq (kedurhakaan), seolah olah beliau saw tidak suka nama itu. Mereka berkata : Wahai Rasulullah , kami bertanya tentang salah seorang dari kami yang melahirkan. Kemudian beliau saw bersabda : Barangsiapa diantara kalian yang suka “berqurban” buat anaknya, maka lakukanlah. Untuk anak laki laki 2 ekor kambing yang setara (sama besar) dan untuk anak perempuan seekor kambing.
Hadits riwayat Ahmad 2/ 182 no 6674 dengan sanad yang hasan

DILARANG MENGOLESI TUBUH BAYI DENGAN DARAH HEWAN

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ الْحُسَيْنِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ كُنَّا فِى الْجَاهِلِيَّةِ إِذَا وُلِدَ لأَحَدِنَا غُلاَمٌ ذَبَحَ شَاةً وَلَطَخَ رَأْسَهُ بِدَمِهَا فَلَمَّا جَاءَ اللَّهُ بِالإِسْلاَمِ كُنَّا نَذْبَحُ شَاةً وَنَحْلِقُ رَأْسَهُ وَنَلْطَخُهُ بِزَعْفَرَانٍ
قال الشيخ الألباني : حسن صحيح
Bersumber dari abdullah bin buraidah r.a, dia berkata : aku mendengar ayahku buraidah berkata : ketika kami dulu masih berada di zaman jahiliyah, apabila salah seorang diantara kami dikaruniai anak , maka dia menyembelih kambing dan mengolesi kepala anak tersebut dengan darahnya. Ketika allah memberikan kepada kami dengan islam, maka kami menyembelih kambing lalu kami cukur rambut anak kami dan mengolesinya dengan za’faron
Hadits riwayat abu dawud kitabudl dlahaayaa bab 21 no 2843
Dinilai sebagai hadits hasan shahih oleh syaikh Al Albani

TAHNIK 

Yaitu mengolesi langit langit yang sebelah atas dari bayi tersebut dengan makanan yang manis
عَنْ أَبِى مُوسَى - رضى الله عنه - قَالَ وُلِدَ لِى غُلاَمٌ ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ وَدَفَعَهُ إِلَىَّ

Bersumber dari Abu Musa r.a dia berkata : Aku mendapatkan anak , maka aku mendatangi Nabi saw dengan anakku. Lalu Nabi saw memberinya nama Ibrahim , kemudian Nabi saw man tahniknya dengan korma dan mendo’akannya agar diberikan keberkahan. Lalu dikembalikannya anak itu kepadaku
Hadits shahih riwayat Bukhari Kitabul Aqiqah bab 1 no 5467

ADZAN DITELINGA BAYI 

عن يَحْيَى بْنُ الْعَلاءِ ، عَنْ مَرْوَانِ بْنِ سَالِمٍ ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ ، عَنْ حُسَيْنٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ وُلِدَ لَهُ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى ، لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
 (أبو يعلى ، وابن السنى فى عمل يوم وليلة ، وابن عساكر عن السيد الحسين ، وفيه مروان بن سالم الغفارى متروك)

Bersumber dari Husain, dia berkata : Rasulullah saw bersabda :
Barangsiapa yang dikaruniai anak, lalu dia adzan di telinga kanan anak tersebut dan iqamat di telinga kirinya maka dia tidak akan diganggu Ummush Shibyaan ( jin )
Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman 4/390
Abu Ya’la no 6780
Ibnus Sunni dalam ‘Amalul yaum Wal Lailah no 623

Syaikh Al Albani berkata : Maudhu’ ( hadits palsu = bukan sabda Nabi saw ), karena dalam sanadnya ada rawi bernama Yahya bin Al ‘Ala’

Imam Ahmad berkata : dia adalah pendusta
Imam Al Hafidh berkata : dia ditinggalkan riwayatnya

Selain itu ada rawi lain yang bernama Marwan bin Salim yang dha’if.
Imam Ibnu Hajar Al Haitami berkata : dia matruuk ( ditinggalkan riwayatnya )

Lihat :

Kitab Irwaaul Ghaliil no 1174.
Kitab Silsilah Adh Dha’iifah no 321

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَذَّنَ فِى أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِىٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ.
 قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده ضعيف

Bersumber dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya , dia berkata : Aku melihat Rasulullah saw melakukan adzan di telinga Al Hasan seperti adzan untuk shalat ketika dia dilahirkan oleh Fathimah r.a
Riwayat Tirmidzi Kitabul Adhaahi bab 17 no 1514, dia berkata : hadits hasan shahih 
Abu Dawud Kitabul Aadab bab 106 no 5105, 
Ahmad 6/391 no no 26645 , Syu’aib Al Arnauth berkata : sanadnya dha’if
Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan dia berkata : kedua hadits tersebut dalam sanadnya terdapat kedha’ifan

Syaikh Al Albani pada awalnya menilai hadits ini derajatnya hasan, tetapi belakangan beliau meralatnya , dan berkata bahwa derajatnya adalah dha’if ( Silsilah Adh Dhai’fah no 321) . 


Wallahu A’lam
Oleh : Ustadz Mubarak Abdul Rahim

1 komentar:

  1. Assalamualaikum , mau nanya ustadz saya pernah dengar klo kita mengadakan aqiqah kita tidak boleh menerima uang pemberian dari tamu atau klo kita sudah menerima kita tidak boleh mengunakan nya, adakah dalilnya dan tolong penjelasan nya...trima kasih

    BalasHapus

TENTANG HIJRAH MENANTI