Senin, 15 Agustus 2016

HUKUM BERKAITAN DENGAN HAIDH KETIKA HAJI SUDAH DITETAPKAN OLEH NABI SAW.

1. Menjelang ihram melahirkan bayi (nifas)
Kejadian ini dialami seorang shahabat wanita r.a.

Rasulullah saw memerintahkan dia agar mandi dan berihram untuk haji (dalam keadaan nifas tersebut)

2. Sudah berihram untuk haji kemudian mengalami haidh sebelum thawaf umrah (thawaf qudum).

Ini dialami Aisyah r.a.
Sampai tanggal 8 Dzulhijjah, beliau belum suci dari haidhnya.

Maka Rasulullah saw memerintahkan agar Aisyah ikut melaksanakan haji bersama Rasulullah saw dalam keadaan haidh tersebut sampai selesai haji , kecuali thawaf .(padahal Aisyah r.a belum melakukan umrah).

Ketika Aisyah r.a sudah suci dari haidhnya , dia langsung melakulan thawaf ifadhah.

Menjelang kepulangan ke Madinah, Aisyah r.a melakukan umrah yang belum terlaksana di awal kedatangannya di Makkah, atas perintah Rasulullah saw.

Sehingga haji dan umrahnya terlaksana semua.

Yang disebut dengan ibadah haji adalah : haji dam umrah.

Rasulullah saw menyatakan bahwa umrah (di bulan haji) sudah masuk ke dalam ibadah haji sampai qiyamat.

Maksudnya, ibadah haji terdiri dari umrah plus haji.

Boleh dipisah : umrah dulu kemudian haji.

Boleh juga haji dulu kemudian umrah.

Boleh juga sekali ihram untuk 2 macam, yaitu buat haji dan umrah.

Oleh : Ustadz Mubarrak Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG HIJRAH MENANTI